Obrolan Informasi
Assalamualaikum Wr.Wb
Semangat Pagi rekan,
Obrolan ini setidaknya menambah sedikit informasi untuk rekan-rekan dimanapun berada, bisa juga obrolan ini dibagikan kepada yang membutuhkan, setidaknya untuk menemani teh atau kopi hangat dipagi atau sore hari sambil melahap beberapa kripik renyah.
Ngobrol tentang kripik mungkin salah satunya adalah rempeyek/peyek dan bisa digolongkan ke dalam family kripikdeae (meniru penulisan latin, hehehe, seperti udang>crustacea) . Kalau sudah bertemu rempeyek pastinya lupa berhenti mengunyah sebelum rempeyek itu habis, atau ada bagian dari rempeyek yang nyangkut digigi.
Rempeyek ini biasa dibuat dari gorengan tepung terigu dicampur air (jadi adonan) yang diberi bumbu yang khas (garam, penyedap, bawang putih) dan dicampur bahan penambah citra rasa seperti Kacang tanah, daun bayam, ikan teri, atau anak ikan mas (burayak).
Ngobrol soal ikan, ternyata pemerintah juga punya target produksi di indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan sebagai sumber protein, lumayan gede juga targetnya, kalau yang pernah saya baca kurang lebihnya 15 sd 17 juta ton (yang akan dicapai tahun 2014). Nah target segitu gedenya tentunya diimbangi melalui komoditas unggulan, antara lain bandeng, patin, lele, nila, kerapu, kakap, gurame, dan ikan mas.
Ngobrol ikan mas semasa saya sekolah dulu dan mungkin masih dilakukan oleh para petani didaerah pandeglang banten dan sekitarnya, Biasanya sih masyarakat di Pandeglang memanfaatkan lahan sawah setelah panen padi untuk persiapan penanaman padi selanjutnya diselingi dengan menebar benih ikan mas pada sawah tersebut. Sewaktu saya berkunjung ke salah satu rumah teman di daerah Cimanuk Pandeglang, saya diajak melihat indahnya areal sawah terhampar. Kebiasaan masyarakat di daerah tersebut menanam benih ikan mas (burayak) yah sekitar ukuran panjang 1-2 cm, lalu mereka memanennya saat ukuran ikan itu sebesar ukuran Jempol tangan, kalau diukur penggaris rata-rata panjangnya 3-5 cm.
Ngobrol ikan mas yang dipanen seukuran Jempol tangan mending ada bagusnya kalo cukup panen ikan mas ukuran 1-2 cm saja...(lha kok?...) lha iyes..., soalnya dengan ukuran 1-2 cm hasil dari pemijahan dan pendederan induk ikan kalau diitung-itung secara ekonomi lebih untung secara rupiah, dan kalau diitung-itung secara waktu lebih efisien.
Menurut informasi ikan ukuran 1-2 cm itu katanya tingkat mortalitasnya tinggi alias gampang mati sebelum mencapai ukuran yang lebih besar lagi. nah lo..., memang masuk akal sih, ikan sekecil itu harus berjuang sendiri mencari makan, atau ikan sekecil itu bakalan jadi santapan para predator alias pemangsa lain.
Baiklah rekan, obrolan ringan ini akan kita lanjutkan di kesempatan ngopi atau ngeteh di pagi hari selanjutnya. Trims yaa ...sudah berkunjung dan membaca.
Wassalam
kang arpian.
Semangat Pagi rekan,
Obrolan ini setidaknya menambah sedikit informasi untuk rekan-rekan dimanapun berada, bisa juga obrolan ini dibagikan kepada yang membutuhkan, setidaknya untuk menemani teh atau kopi hangat dipagi atau sore hari sambil melahap beberapa kripik renyah.
Ngobrol tentang kripik mungkin salah satunya adalah rempeyek/peyek dan bisa digolongkan ke dalam family kripikdeae (meniru penulisan latin, hehehe, seperti udang>crustacea) . Kalau sudah bertemu rempeyek pastinya lupa berhenti mengunyah sebelum rempeyek itu habis, atau ada bagian dari rempeyek yang nyangkut digigi.
Rempeyek ini biasa dibuat dari gorengan tepung terigu dicampur air (jadi adonan) yang diberi bumbu yang khas (garam, penyedap, bawang putih) dan dicampur bahan penambah citra rasa seperti Kacang tanah, daun bayam, ikan teri, atau anak ikan mas (burayak).
Ngobrol soal ikan, ternyata pemerintah juga punya target produksi di indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan sebagai sumber protein, lumayan gede juga targetnya, kalau yang pernah saya baca kurang lebihnya 15 sd 17 juta ton (yang akan dicapai tahun 2014). Nah target segitu gedenya tentunya diimbangi melalui komoditas unggulan, antara lain bandeng, patin, lele, nila, kerapu, kakap, gurame, dan ikan mas.
Ngobrol ikan mas semasa saya sekolah dulu dan mungkin masih dilakukan oleh para petani didaerah pandeglang banten dan sekitarnya, Biasanya sih masyarakat di Pandeglang memanfaatkan lahan sawah setelah panen padi untuk persiapan penanaman padi selanjutnya diselingi dengan menebar benih ikan mas pada sawah tersebut. Sewaktu saya berkunjung ke salah satu rumah teman di daerah Cimanuk Pandeglang, saya diajak melihat indahnya areal sawah terhampar. Kebiasaan masyarakat di daerah tersebut menanam benih ikan mas (burayak) yah sekitar ukuran panjang 1-2 cm, lalu mereka memanennya saat ukuran ikan itu sebesar ukuran Jempol tangan, kalau diukur penggaris rata-rata panjangnya 3-5 cm.
Ngobrol ikan mas yang dipanen seukuran Jempol tangan mending ada bagusnya kalo cukup panen ikan mas ukuran 1-2 cm saja...(lha kok?...) lha iyes..., soalnya dengan ukuran 1-2 cm hasil dari pemijahan dan pendederan induk ikan kalau diitung-itung secara ekonomi lebih untung secara rupiah, dan kalau diitung-itung secara waktu lebih efisien.
Menurut informasi ikan ukuran 1-2 cm itu katanya tingkat mortalitasnya tinggi alias gampang mati sebelum mencapai ukuran yang lebih besar lagi. nah lo..., memang masuk akal sih, ikan sekecil itu harus berjuang sendiri mencari makan, atau ikan sekecil itu bakalan jadi santapan para predator alias pemangsa lain.
Baiklah rekan, obrolan ringan ini akan kita lanjutkan di kesempatan ngopi atau ngeteh di pagi hari selanjutnya. Trims yaa ...sudah berkunjung dan membaca.
Wassalam
kang arpian.
Komentar
Posting Komentar